17 October 2020

Mesin Cuci yang Bisa Mengingat


Sebenarnya kami sekeluarga belum pernah mempunyai mesin cuci. Saya sempat memiliki keinginan untuk membelikan mesin cuci untuk Emak. Karena, kadang, kasihan Emak. Semenjak terkena stroke, Emak berjalan tidak sebaik sebelum terserang stroke. Kaki Emak sebelah kiri, menurut Emak, mlungker. Artinya, kaki sebelah kiri Emak tidak selurus (jejeg) dan selaras dengan kaki kanannya. Dan kata Emak, tubuh sebelah kiri Emak sering mudah lelah. Tapi, Alhamdulillah, Emak sudah bisa dhengkel (mencangkul lahan yang kering).

Soal keinginan saya membelikan mesin cuci tadi, dulu sempat ada pengerjaan penataan jaringan di sebuah kampus, saya berharap bayarannya lumayan banyak sehingga kelebihannya bisa untuk membelikan mesin cuci Emak. Tapi, ternyata ada sebuah ketidaktepatan (mbleset) dari pembayar kami. Sebelum saya menerima bayarannya saya sudah browsing harga sebuah mesin cuci. Kebetulan, waktu itu, saat saya browsing saya ditunjukkan oleh mesin pencari harga mesin cuci yang menurut saya nutut (sampai) dan kemungkinan kelebihan dari bayaran saya bisa untuk membelinya, waktu itu harganya sekitar satu juta tiga ratus ribu rupiah, saat promo. Tapi, ternyata kelebihan bayarannya meleset dari perkiraan akhirnya saya urungkan rencana untuk membeli mesin cuci tadi, sampai sekarang.

Eh, tapi itu soal lain.

Saat saya masih agak kecil, awal-awal mesin cuci muncul di pasaran, oleh bapak saya pernah diajak berkunjung ke rumah kerabat yang kebetulan mempunyai kotak ajaib yang bernama mesin cuci itu. Saya mengamati kotak ajaib itu yang konon bisa menjadi pengganti peran pembantu, mencuci pakaian, tapi si mesin tidak bisa memasak seperti Si Inem, Eh...!

Saya mengamatinya hingga beberapa lama. Saya merasa mesin itu benar-benar canggih, bisa ngucek pakaian sedemikian rupa. Saya membayangkan mesin tersebut mempunyai tangan, seperti tangan Emak saat mencuci. Dulu, penutup mesin cuci tidak transparan seperti sekarang, sehingga pengguna atau pengamat seperti saya tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam kotak. Atau memang kebetulan, waktu itu, mesin cuci yang saya amati jenis mesin cuci yang alat penutupnya tidak transparan sehingga hanya terdengar "gruung...hurug...hurug...gruung..." demikian berkali-kali. Sehingga rasa penasaran saya tidak kunjung sembuh sampai bertahun-tahun kemudian.

Masih kala itu, setelah pakaian kotor yang dimasukkan kotak tadi dirasa cukup, orang yang mencuci harus mengeluarkan dari kotak untuk selanjutnya dibilas, lalu diperas dan dikeringkan. Proses seperti ini, kala itu, sudah merupakan proses yang canggih yang bisa dilakukan oleh sebuah mesin cuci. Meskipun, sebagian orang, terutama orang-orang yang tidak bisa membeli mesin cuci, selalu mengatakan mencuci dengan mesin tidak bisa bersih dan, apalagi, suci.

Pembantu kerabat yang saya kunjungi, yang kebetulan mempunyai mesin cuci tadi, gegara ada mesin cuci, merasa terancam keberadaannya, dia merasa khawatir jika suatu saat tenaganya tidak berguna lagi, dan tidak bisa mencari uang dengan tenaganya, karena keahlian yang bisa ia lakukan secara baik hanya mencuci, memasakpun dia tidak sebaik orang lain. Pada tahun-tahun berikutnya, saya membayangkan kegelisahan Si Pembantu tadi seperti perasan terancamnya para buruh tenaga waktu revolusi industri meletus gegara muncul mesin uap. Ya, ini pasti salah si James. Kegelisahan dan kekhawatiran serupa mungkin sama dengan kekhawatiran tukang ojek pangkalan saat dihadapkan dengan kompetitor yang lebih canggih, ojek berbasis aplikasi, dan ini pasti salah Si Nadhiem.

Semakin kekinian mesin cuci semakin canggih. Mesin cuci tak lagi hanya bisa merontokkan kotoran yang melekat pada kain kotor. Mesin cuci sudah bisa memeras pakaian, bahkan mengeringkan. Beberapa jenis, malah sekaligus bisa melipat beberapa jenis pakaian secara sederhana.

Bahkan, baru saja kemarin, saat saya order brondong jagung ke sebuah produsen, saya melihat mesin cuci yang dimiliki pengusaha brondong ini sudah bisa mengingat apa yang diperintahkan kepadanya. Sehingga saat listrik mati, orang tak perlu lagi memerintah ulang mesin cuci.

Saya mengamati mesin cuci ini beberapa lama, sekira hampir setengah jam, sejak pertama si pemilik memasukkan pakaian kotor ke dalamnya hingga proses pemerasan.

Dan bukan hanya suara "gruung...hurug...hurug...gruung..." yang terdengar, saya bisa melihatnya berputar-putar dan suara-suara peringatan lain seperti suara "thiiit...thiiit...thiiit..."

Dan kita, manusia...

Semakin lama semakin sering menitipkan ingatan-ingatan kita kepada mesin...



2 Comments:

  1. Padahal justru sangat disayangkan, semakin mesin dijejali dengan ingatan", semakin cepat mengeluh juga mereka, dan akhirnya.. tamatlah riwayatnya..ehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu soal kapasitas, saya kira. Kitapun demikian. Malah kita, semakin ke sini semakin malas untuk mengingat. Sedikit-sedikit "gugling ah..." ~aku banget iki.

      😂😂

      Delete